Club Prolanis Afifah
Seiring dengan peningkatan status ekonomi, perubahan gaya hidup dan efek
samping modernisasi, maka problem penyakit tidak menular cenderung meningkat. Angka kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi,
stroke, dan diabetes melitus meningkat dari pada kasus kematian akibat penyakit menular. Konsumsi makanan yang cukup, bermutu, dan aman merupakan syarat utama untuk
hidup sehat. Berdasarkan data yang diperoleh dari Riskesdas
(2010), makanan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia belum sesuai dengan kebutuhan. Menurut data yang didapat dari Kementerian Kesehatan, pada Senin
(29/12/2014) seperti dilansir laman Antaranews,
masih terdapat masyarakat yang kurang gizi, tetapi di pihak lain terdapat juga masyarakat yang menghadapi kelebihan gizi,
terutama di perkotaan.
Data mortalitas menurut kelompok
penyakit berdasarkan kajian hasil survei kesehatan nasional 1995-2007 (Depkes,
2008) menunjukkan terjadinya pergeseran pola penyakit penyebab kematian pada berbagai golongan umur. Angka kematian akibat penyakit diabetes melitus meningkat 1,1 persen
menjadi 2,1 persen; hipertensi dari 7,6 persen menjadi 9,5 persen; dan stroke
dari 8,3 persen menjadi 12,1 persen (Depkes, 2008 dan Kemenkes, 2014).
Meningkatnya penyakit degeneratif
disertai dengan masih
berkembangnya penyakit- penyakit
infeksi akan menyebabkan beban ganda pembangunan kesehatan di Indonesia. Oleh karena itu,
perlu dibentuk dan
diimplementasikan suatu sistem
pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif bagi pasien dengan
penyakit degeneratif tersebut, guna mencapai kualitas hidup yang optimal dengan
biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Salah satu bentuk kegiatan
tersebut yaitu PROLANIS. PROLANIS atau Program Pengelolaan Penyakit Kronis
dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan,
dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS
Kesehatan yang menderita penyakit kronis seperti diabetes mellitus dan
hipertensi

 

|